Raksasa jejaring sosial Facebook mengejutkan banyak pihak dengan aksi akuisisi mencaplok sebuah
start-up kecil yang menciptakan aplikasi
mobile Instagram. Nilai akuisisi itu sebesar 1 miliar dollar AS (sekitar Rp 9,1 triliun) dalam bentuk tunai dan saham.
Instagram
masih terbilang muda, dan saat ini hanya diasuh oleh 13 orang karyawan.
Aplikasi yang dibangun Kevin Systrom and Mike Krieger ini baru hadir di
perangkat berbasis iOS pada 18 bulan lalu, tepatnya 6 Oktober 2010.
Instagram
berhasil menyerang kelemahan Facebook dalam hal berbagi foto. Meski
Facebook telah menjadi situs jejaring sosial dengan jumlah unggahan foto
terbesar, namun Facebook belum memberi fitur dan hal menarik yang
memudahkan pengguna memajang fotonya.
Instagram berhasil menawarkan kesederhanaan tersendiri, namun tetap mengasyikan bagi penggunanya yang gemar bersosial lewat
smartphone. Sedangkan Facebook, meski telah memiliki versi
mobile namun belum secara maksimal memberi kemudahan jika diakses melalui
smartphone.
Inilah
yang sepertinya menjadi alasan utama Facebook mengakuisisi Instagram.
Jadi sebelum dibeli, bisa dibilang Instagram adalah kompetitor yang
mengancam Facebook. Ketimbang harus bersaing, Facebook memilih langkah
"menggenggamnya" namun tentu dengan angka pembelian yang sangat
fantastis.
Menurut mantan analis Wall Street sekaligus pemodal ventura Mary Meeker, internet akan lebih sering diakses lewat perangkat
mobile ketimbang dengan PC pada tahun 2013 nanti.
Dengan
mudah, Instagram digunakan oleh 30 juta pengguna perangkat iOS dan
sudah ada 400 juta foto yang diunggah pada akhir 2011 lalu. Jumlah
tersebut belum termasuk pengguna Android yang baru saja bisa menikmati
Instagram pada 9 April 2012 lalu.
Aksi akuisisi Facebook ini, membuktikan betapa pentingnya
mobile dan kemampuan berbagi foto..
Dalam
waktu 24 jam setelah Instagram dirilis di toko aplikasi online khusus
Android, Google Play Store, aplikasi sudah diunduh 1 juta kali lebih.
Sign-up per menitnya mencapai 2.000 aktivasi.
Peningkatan ini terbilang sangat cepat, bahkan melampui Facebook.
Langkah
Facebook mengakuisisi Instagram menjadi langkah yang tepat untuk jangka
panjang jejaring sosial yang didirikan oleh Mark Zuckerberg itu.
Di
tengah serbuan situs jejaring sosial lainnya macam Pinterest, Path
bahkan Twitter, Facebook diharuskan mencari jalan keluar menutupi satu
dan lain hal kekurangannya. Jika tidak, maka Facebook bisa bernasib sama
seperti Friendster.
Friendster dianggap tidak mampu memberi kemudahan dan kecepatan, hingga penggunanya eksodus ke Facebook.
(Sumber : Kompas.com)